25 Desember 2013

Kaktus


Apa yang pejalan kaki telah perbuat untuk sebatang kaktus?
Sebegitu mengesankannya seorang pejalan kaki untuk sebatang kaktus
Rawatan.. Bukankah aku yang merawat selama ini?
Perlindungan.. Bukankah aku yang selalu menjaganya selama ini?

Apa yang kaktus telah berikan untuk seorang pejalan kaki?
Sebegitu berjasanya kaktus bagi seorang pejalan kaki
Air.. Cuma air?
Duri.. Bukankah itu justru melukai?

Mungkin karena itu di gurun, iya
Tapi itu bukan kaktus liar yang tumbuh begitu saja
Aku mendapatkannya di hutan penuh pemburu dan binatang pengganggu
Aku membawanya pulang dengan tangan berdarah
Kutunjukkan kepada Ibu dan teman-temanku
Mereka justru berkata :

"itu berbahaya jika ditanam di halaman rumah mu"
"suatu saat kau akan terluka olehnya"
"kalau kau siap menanam duri, siap-siaplah engkau akan tertusuk, bahkan tertusuk-tusuk"
"masih banyak tanaman hias lain yang tidak akan melukai"

Aku bahkan tak pernah tau apa guna kaktus
Tapi aku senang menanamnya
Kupikir karena ia berduri, tidak akan ada yang mau mengusiknya
Aku menyingkirkan tanaman hias dan bunga-bungaan di halaman ku
Aku menyiapkan satu bidang tanah kosong hanya untuk sebatang kaktus
Aku merawatnya hingga tumbuh besar
Aku memagarinya dengan kain selimut kesayangan, pemberian ibu ku
Sayang aku kepada kaktus ku, aku coba untuk memeluknya
Tapi kaktus ku menusuk tangan, badan dan kepala ku hingga berdarah
Aku memang bodoh..
Dan aku tak pernah tau, kaktus ku telah ada yang memotong
Seorang pejalan kaki yang sedang lupa
Lupa kalau itu bukan kaktus liar..

Aku sungguh kehabisan cara
Bagaimana lagi untuk merawatnya tumbuh, menjaganya dari gangguan hama dan pencuri
Apakah aku harus berhenti menanam dan memelihara kaktus?
Tidak, aku akan tetap merawat dan menjaganya lebih kuat lagi
Menguatkan batang dan duri-durinya.
Sampai ia menjadi kaktus dengan harga tertinggi, yang hanya kumiliki seorang diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar