Selamat pagi, Sayang. Ini masih terlalu
pagi buatku untuk mengirim petaruh rindu.
Mungkin, siang nanti aku akan datang saja
serahkan seonggok daging perasa milikku kepadamu, menunggu senja pegari, hingga
terleka khatamkan malam.
Hujan ini, butir air menghempas keras di
tanah.
Semerbakkan aroma rindu yang lama terendap.
Bersama kentalnya asih, jelmakan lenyah
harapan.
Ini dingin, sedingin saat melihat wajahmu
di mimpiku.
Hujan seketika reda, tinggal tetes-tetes
kenangan dari sehelai perjumpaan
Yang jatuh keras ke genangan ingatan yang
masih jernih.
Begitu terus memecah sunyi, hingga
matahari yang menghakimi.
Rintik air mulai turun lagi.
Menjadi gerimis sendu yang kemudian
menjadi hujan hebat yang beradu.
Seperti rasa yang sempat kosong dan terehat,
perlahan memuai dan memadat.
Menjadi baja kasih yang paling kuat..
Mungkin sudah tak ingat aku..